Siaran Pers |
Indonesia Financial Group (IFG), BUMN Holding Perasuransian dan Penjaminan merealisasikan komitmen dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui pelaksanaan program tahunan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Dalam laporan keuangan pelaksanaan program TJSL audited tahun 2021, realisasi atas program tersebut mencapai Rp3,6 triliun atau sekitar 107,78% dari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun lalu.
Direktur SDM IFG Rizal Ariansyah mengungkapkan, pelaksanaan program TJSL tahun lalu menyasar beberapa fokus, antara lain program pendanaan UMK (PUMK), yang menyerap pembiayaan sebesar Rp1,15 triliun atau sekitar 85,81% dari RKA 2021. Program tersebut menyediakan pembiayaan dan pembinaan terhadap usaha mikro dan usaha kecil, dengan sasaran mendorong mitra binaan usaha mikro dan usaha kecil naik kelas melalui peningkatan kapasitas usaha.
Fokus lain adalah program TJSL non-PUMK yang dijalankan oleh unit pelibatan dan pengembangan masyarakat (Community Involvement & Development/CID) senilai Rp1,950 triliun atau sekitar 97,5% dari RKA 2021 dan program non-PUMK yang dijalankan di luar unit CID sebesar Rp500,1 miliar.
Realisasi kegiatan dari program TJSL non-PUMK mengacu pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang terintegrasi, terarah, dan terukur dampaknya. Tahun lalu, IFG melaksanakan 8 (delapan) prioritas kegiatan yang berkaitan langsung dengan pengentasan kemiskinan (TPB 1), kesehatan, kesejahteraan, penanggulangan bencana (TPB 3), pendidikan berkualitas (TPB 4), akses air bersih dan sanitasi (TPB 6), energi bersih dan terjangkau (TPB 7), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (TPB 8), kota dan permukiman yang berkelanjutan (TPB 11), dan perdamaian, kelembagaan dan kelembagaan tangguh (TPB 16).
“Pendanaan sebesar Rp1,15 triliun pada tahun lalu untuk usaha mikro dan usaha kecil tersebut melengkapi outstanding pinjaman IFG kepada mitra binaan sebesar Rp2,658 triliun dengan kolektabiitas pinjaman 100% lancar. Dari pendanaan tersebut, sekitar 40% mitra binaan dinyatakan naik kelas, melalui sejumlah indikator seperti peningkatan nilai pinjaman, jumlah pegawai, kapasitas produksi, omzet, pemasaran, dan sertifikasi,” ujar Rizal.
Rizal menambahkan, pelaksanaan program TJSL juga mempertimbangkan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung tumbuh kembang industri perasuransian dan penjaminan di Tanah Air. Salah satunya adalah dengan mengedukasi pelaku UMKM terkait pentingnya asuransi sebagai langkah mitigasi risiko. Karena pada kenyataannya, kesadaran untuk memiliki asuransi sebagai langkah perlindungan usaha masih rendah di kalangan pelaku UMKM, yang memiliki peran sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Wujud dari kegiatan tersebut adalah pelaksanaan webinar bertajuk “UMKM Sadar Risiko, Usaha Aman, Kita Nyaman,” yang dihadiri oleh 150 pelaku UMKM dari berbagai bidang usaha dan webinar “UMKM Hebat Indonesia Kuat” yang menjelaskan kepada pelaku UMKM caranya meningkatkan nominasi pembiayaan sebagai upaya untuk meningkatkan usaha.
“Sebagai holding, IFG melibatkan anak-anak perusahaan dalam menjalankan berbagai kegiatan tersebut. Dengan demikian, anak-anak perusahaan mendapat wadah untuk memperkenalkan produk dan layanan bisnisnya, mendekatkan diri dengan sasaran, dan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak,” kata dia.