Siaran Pers |
IFG Dorong Perilaku Bijak Penggunaan Media Sosial Bagi Karyawan Melalui Webinar “Bijak Bermedia Sosial: Strategi Branding Media Sosial bagi Insan Muda BUMN” |
Di era digital ini, praktik penggunaan media sosial dari karyawan menjadi bagian dari elemen terdepan bagi proses branding Perusahaan, di mana karyawan adalah sosok representasi penggambaran citra Perusahaan. Karena itu, personal branding melalui media sosial sebagai sarana utama komunikasi dan interaksi publik saat ini menjadi komponen penting yang harus diperhatikan oleh karyawan sebuah institusi atau Perusahaan. Dengan menunjukkan perilaku yang bijak dalam penggunaan media sosial yang baik dan tepat, maka karyawan tidak hanya dapat membangun personal branding yang positif bagi dirinya sendiri tetapi juga Perusahaan tempat bekerja.
Menyadari hal tersebut, Divisi Pembelajaran dan Budaya Indonesia Financial Group (IFG) mengadakan webinar “Bijak Bermedia Sosial: Strategi Branding Media Sosial bagi Insan Muda BUMN” sehubungan dengan pentingnya para karyawan IFG untuk memahami bagaimana cara beretika di dunia digital. Lebih lanjut, webinar online ini memberikan pemaparan dari beberapa pakar digital branding sebagai narasumber terkait persiapan bagi para karyawan dalam menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab.
Dalam sambutan pembukanya, Kepala Divisi Pembelajaran dan Budaya IFG, Gita Indriati menekankan bahwa IFG menyadari pentingnya perilaku bermedia sosial dari karyawan, di mana jejak media sosial menjadi aspek penting dalam proses talent review para talenta di KBUMN. “Dengan dilaksanakannya proses screening jejak digital media sosial, IFG berharap memperoleh individu-indivdu dengan perilaku yang bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial untuk menjawab kebutuhan organisasi baik di talent pool perusahaan dan juga Kementerian BUMN”, ujar Gita.
Stephanie Regina, Founder & CEO Haloka, sebagai narasumber pertama memberikan pemahaman terkait Strategi Branding di Media Sosial. “Value perusahaan tentunya juga merupakan value dari karyawan, sehingga jejak digital yang dishare oleh karyawan di media sosial pribadinya harus disikapi dengan baik mengingat jejak digital yang tidak bisa dikontrol ketika sudah keluar dan dapat berdampak kepada image perusahaan”, papar Stephanie. Akan tetapi, Stephanie menegaskan apabila insan IFG harus tetap dapat berani bereksplorasi secara tepat, bijak, dan positif dalam membagikan story, optimisme, dan semangat motivasi di berbagai platform media sosial yang mempunyai keunikan karateristiknya masing-masing seperti LinkedIn, Instagram, dan TikTok.
Stephanie juga menerangkan strategi pembuatan konten yang positif untuk dibagikan di media sosial. “Konten yang dibagikan harus bersifat informatif, inspirasional, menghibur dengan mempertimbangkan sturuktur hook, bridging, dan call to action yang tepat”, tambah Stephanie.
Narasumber kedua, Becky Tumewu, Founder TALKINC, kemudian melanjutkan pemaparan lebih komprehensif mengenai pembentukan personal branding di kehidupan sehari-hari. Becky menjelaskan apabila personal branding cukup serupa dengan pembentukan branding perusahaan, yakni berkaitan dengan upaya untuk mengkomunikasikan identitas unik dan nilai yang insan IFG miliki kepada orang lain.