Siaran Pers |
Jakarta, 10 Mei 2023 – Gen Z memiliki persepsi dan sikap yang positif terhadap industri asuransi terutama karena industri tersebut dipersepsikan dapat memberikan proteksi sesuai kebutuhan. Pandangan positif Gen Z tersebut memberikan harapan baru bagi pertumbuhan industri asuransi nasional di masa mendatang.
Namun, persepsi positif tersebut harus diimbangi dan didukung dengan pengetahuan asuransi yang memadai dan seyogyanya terus berkembang secara berkesinambungan, mengingat saat ini tingkat pengetahuan (knowledge of product) dan pemahaman (understanding of product) terhadap asuransi di kalangan Gen Z cenderung masih dalam level moderate to low.
Hal ini merupakan temuan dari riset bertajuk IFG Progress Insurance Literacy Survey, yang dilakukan IFG melalui lembaga risetnya IFG Progress pada periode Oktober hingga Desember tahun 2022. Riset tersebut menyasar 532 responden dengan rentang usia 18 - 25 tahun, terdiri atas mahasiswa tingkat sarjana (S1) dan pascasarjana (S2) yang berasal dari empat universitas yang tersebar di Pulau Jawa (2 universitas), Pulau Sumatera (1 universitas), dan Pulau Nusa Tenggara dan Bali (1 universitas).
Temuan dari IFG Progress tersebut merupakan salah satu dari berbagai hasil riset dan studi kasus seputar industri asuransi yang akan dibahas oleh para pelaku industri asuransi, akademia, dan pemangku kepentingan industri asuransi pada helatan Konferensi Nasional IFG 2023.
Mengambil tema “Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Mengeksplor ‘Untapped Potentials’ Di Sektor Keuangan,” IFG akan menyelenggarakan konferensi tingkat nasional yang bertujuan untuk memberikan kontribusi, pemikiran dan masukan untuk pengembangan industri asuransi ke depan. Konferensi Nasional IFG tersebut akan berlangsung satu hari penuh pada Selasa, 16 Mei 2023.
Head of IFG Progress Reza Y Siregar mengatakan, literasi keuangan merupakan salah satu kunci pengembangan sektor keuangan. Riset-riset dari IFG Progress diharapkan bisa digunakan sebagai landasan untuk evaluasi tingkat literasi asuransi di Indonesia dan mengidentifikasi gap antara literasi dan inklusi di sektor asuransi, sehingga dapat dijadikan landasan dalam mendukung pengembangan kebijakan dan program edukasi asuransi kepada publik.
IFG Progress Insurance Literacy Survey mengadopsi 3 (tiga) dimensi literasi asuransi dalam mengukur tingkat literasi asuransi, yakni knowledge of product (pengetahuan), understanding of product (pemahaman), dan attitude of potential policyholders (sikap dan pengambilan keputusan).
Reza menegaskan, hasil survei sementara menemukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat literasi asuransi yang tergolong moderately literate. Tingkat pemahaman terhadap produk asuransi terutama terkait jenis-jenis produk dan manfaat masih sangat rendah, sedangkan pengetahuan terkait konsep dasar dan prinsip dasar asuransi, hak dan kewajiban pemegang polis, serta risiko memegang polis asuransi cenderung moderat.
“Walaupun demikian, sikap dan persepsi responden terhadap asuransi tergolong sangat baik, yang dapat menjadi oportunitas untuk industri dapat memanfaatkan kondisi tersebut. Gen Z menjadi harapan baru bagi industri asuransi ke depan, dengan catatan perlu terus melakukan upaya pengembangan literasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka,” ujar dia.
Direktur Utama IFG, Hexana Tri Sasongko mengatakan, pihaknya terus mendorong transformasi di lingkungan IFG dan siap menjadi katalis perubahan industri keuangan non-bank di Indonesia. Upaya yang turut didukung oleh kinerja holding yang solid, serta mengedepankan tata kelola perusahaan yang transparan, inovatif, dan progresif, IFG berharap dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi di dalam negeri.
“Kami sangat antusias terhadap hasil survei yang menempatkan Gen Z sebagai generasi yang berpikiran positif dan progresif terhadap industri asuransi dalam negeri. Ini merupakan temuan yang menjanjikan, terutama karena Gen Z adalah generasi masa depan bangsa ini,” kata dia.
Tetap Menjanjikan
Reza menambahkan, berkaca pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 yang tumbuh 5,03%, IFG Progress menegaskan potensi industri asuransi tahun ini tetap menjanjikan. Premi asuransi jiwa pada tahun ini diperkirakan akan membukukan pertumbuhan sebesar 2%-5% yoy. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan klaim pada industri asuransi jiwa diperkirakan akan berada pada kisaran 5%-9% yoy pada tahun ini.
Untuk industri asuransi umum, tingkat premi diproyeksikan tumbuh sebesar 6% yoy. Sementara itu, dari sisi klaim, pertumbuhan klaim diproyeksikan akan tumbuh 10% yoy di tahun 2023. Kontribusi terbesar dari klaim industri asuransi umum berasal dari lini bisnis asuransi kredit.
Sejalan dengan itu, industri reasuransi bakal tumbuh sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia dimana premi reasuransi diproyeksikan tumbuh sebesar 6,2% yoy. Tingkat klaim reasuransi juga diasumsikan meningkat sebesar 10,3% yoy.